Rabu, 07 Desember 2011

KEDISIPLINAN BELAJAR

Masalah kedisiplinan masih sering dijumpai pada pembelajaran, misalnya siswa yang masih suka terlambat pada jam pelajaran, siswa masih asyik ngobrol bersama temannya saat guru menyampaikan materi, siswa kurang serius dalam mengikuti KBM, siswa datang terlambat, siswa sering tidak mencatat, siswa tidak segera memasuki kelas meskipun bel tanda masuk telah berbunyi, siswa tidak mengerjakan tugas, dll. Kedisiplinan perlu ditingkatkan agar dapat tercapainya keberhasilan dalam berbagai aspek, tidak hanya aspek dalam pembelajaran. 
Menurut Abu Ahmadi (2004: 174) disiplin berasal dari bahasa Yunani, disciplus yang artinya murid pengikut guru, dengan disiplin ini diharapkan siswa bersedia untuk mengikuti peraturan tertentu serta menjauhi larangan-larangannya. 
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 17) disiplin adalah suatu tata tertip yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertip tersebut. Berdisiplin berarti menaati (mematuhi) tata tertib.
Penegakan disiplin tidak selamanya harus melibatkan orang lain. Berawal dari diri sendiri juga bisa, bahkan yang melibatkan diri sendirilah yang lebih penting sebab penegakkan disiplin yang berawal dari diri sendiri berarti disiplin itu ada karena kesadaran bukan keterpaksaan. 

Tumbuhnya sikap disiplin bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Pembentukan sikap kedisiplinan dari lingkungan keluarga terutama pada saat masih anak-anak akan menjadi modal pembentukan sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah. Peraturan-peraturan di sekolah yang harus ditaati siswa dituliskan dan diundangkan, disertai dengan sanksi bagi setiap pelanggarnya. Dengan demikian jika dibandingkan dengan kedisiplinan dalam keluarga, kedisiplinan di sekolah sifatnya lebih keras dan kaku. 
Menurut Imam Musbikin (2004: 77) penanaman disiplin dan mandiri pada anak dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (1) Penjelasan, yaitu memberikan penjelasan manfaat apa yang didapat apabila seseorang dapat disiplin; (2) Perjanjian, yaitu membuat perjanjian dengan anak, apa saja yang akan dilakukan untuk membuktikan bahwa mereka telah disiplin; (3) Pujian, yaitu memberikan pujian ketika anak melakukan bentuk kedisiplinan, baik sekecil apapun. 
Di dalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan, pengajaran tidak munngkin dapat mencapai target maksimal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kedisiplinan belajar adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap kepatuhan, keteraturan dan tanggung jawab yang diterapkan pada saat seseorang melaksanakan kegiatan atau mengikuti kegiatan belajar. Dengan demikian seorang anak yang memiliki kedisiplinan belajar yang baik, akan selalu siap untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan dalam pelaksanaannya selalu disadari dengan kesadaran untuk patuh, tertib, teratur dan bertanggungjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar